Jakarta –
Indonesia menjadi salah satu produsen besar buah eksotis durian. Buah dengan kulit berduri dan bau menyengat itu ternyata disukai masyarakat China, bahkan negeri bambu melakukan impor besar-besaran untuk buah tersebut.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan China mengimpor durian hingga mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 129,5 triliun (kurs Rp 16.190) per tahun. Angka ini jelas menjadi potensi besar bagi Indonesia sebagai negara produsen untuk mengekspor durian ke China.
Permintaan ekspor durian ini disampaikan langsung Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat bertemu Luhut dalam Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, pada Jumat 19 April yang lalu.
Luhut pun tak mau Indonesia hanya diam saja melihat potensi besar ini. Saat ini pihaknya sedang mendorong beberapa daerah penghasil durian untuk membidik pasar ekspor ke China.
“Kemudian ada satu yang disentuh semalam soal durian. Ini lagi-lagi durian ini jangan dianggap enteng. Sekarang kita cari tempatnya, kita lihat di Sulawesi Tengah, ada lahan bisa durian, dan sekarang di Fakfak Barat kita temukan juga bisa 2 ribu hektare,” kata Luhut saat menceritakan pertemuannya dengan Wang Yi di akun Instagram, @luhut.pandjaitan, dilihat Senin (22/4/2024).
“Mereka (China) impor durian itu sampai US$ 8 miliar,” lanjutnya.
Luhut membayangkan bila Indonesia bisa memanfaatkan peluang ini, tentu keuntungannya sangat besar. Misalnya saja, bila Sulawesi Selatan bisa memenuhi sebagian permintaan durian dari China sekian banyak petani tentu bakal diuntungkan.
“Anda bisa bayangkan sekarang kalau misal Sulawesi Tengah bisa ekspor US$ 500 juta saja durian itu berapa banyak petani yang dapat,” sebut Luhut.
Luhut juga mengatakan China tertarik untuk melakukan riset mendalam di food estate Humbang Hasundutan, Toba, Sumatera Utara. Teknologi pertanian canggih bakal dikembangkan pada komoditas hortikultura macam bawang hingga cabai.
“Kita sudah buat di Humbang Hasundutan, di Toba, saya lihat prosesnya, saya masih belum puas karena terlalu lambat. Kita mau nanti seperti cabai keriting, juga bawang onion juga, termasuk bawang putih juga, durian, dan buah-buahan lainnya. Kita kerja sama dengan mereka akan bikin laboratorium bersama,” papar Luhut.
Dia mengajak anak-anak muda untuk ikut berkontribusi pada transfer teknologi yang mau dilakukan China di Humbang Hasundutan. Riset yang dilakukan akan membuat efisiensi pada sistem penanaman, pada ujungnya keuntungan bertani bawang hingga cabai akan meningkat.
“Anak muda Indonesia kita imbau untuk ikut nanti di situ pemerintah akan menyiapkan fasilitasnya di Humbang Hasundutan untuk research tadi, nanti kita melihat yield dari misalnya cabai, bawang putih, kentang, semacam itu. Harus ada juga local partner,” ungkap Luhut.
(hal/das)