Jakarta –
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai perusahaan pelat merah harus lebih agresif di tengah gejolak geopolitik. Adapun saat ini, konflik Israel-Iran tengah memanas.
Erick menilai, momentum ini justru harus dimanfaatkan untuk terus bergerak dan menggaet mitra potensial. Menurutnya, justru bisa saja peluang-peluang bermunculan di tengah kondisi seperti ini.
“Justru jangan sampai ketika kita terjebak situasi geopolitik akhirnya kita diam saja, nggak boleh. Saya bilang, justru kita di tengah situasi geopolitik ini kita harus semakin agresif,” kata Erick dalam agenda halalbihalal bersama media di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2024).
Ia pun mencontohkannya dengan situasi saat Covid-19 dulu. Erick mengatakan, pada kala itu Kementerian BUMN justru mendorong pelaksanaan aksi korporasi.
“Waktu Covid memang BUMN kantornya tutup? Nggak. Kita tetap melakukan penugasan penangan covid, tapi kita tetap melakukan aksi korporasi banyak sekali. Apakah konsolidasi, apakah merger, apakah cari partner,” ujar dia.
“Nah justru dengan situasi seperti ini saya sudah ingatkan di kementerian, justru kita jangan slowing down, justru kita harus agresif. Siapa tau di tengah situasi seperti ini ada opportunity,” sambungnya.
Menurutnya, peluang-peluang untuk menggaet investor potensial justru bisa banyak bermunculan di kondisi seperti saat ini. Pasalnya, menurutnya Indonesia sendiri termasuk ke dalam negara yang stabil bagi sejumlah pihak.
“Karena Indonesia dilihat salah satu negara yang stabil secara pertumbuhan ekonomi dan juga secara politik. Kan kita secara politik udah selesai, stabil. Karena kita setelah Covid tetap stabil,” tuturnya.
Selaras dengan hal ini, Erick sendiri berencana akan terbang ke Qatar pada hari ini dalam rangka melakukan roadshow dan mencari partner potensial. Di saat yang bersamaan, lanjut Erick, saat ini Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo juga menjalankan agenda roadshow di Eropa.
“Pak Tiko roadshow ke Eropa. Kita bagi tugas. Kita mesti ketemu investor, potensial partner, kita jajaki siapa tau ada kesempatan meningkatkan value creation,” ujarnya.
Erick mengatakan, melalui perjalanannya ini harapannya juga pihaknya bisa mendapatkan investor potensial untuk masuk ke PT Bank Syariah Indonesia yang saat ini tengah dalam proses divestasi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
(shc/ara)