Jakarta –
Ribuan penggemar Taylor Swift di Inggris dilaporkan telah menjadi korban kasus penipuan tiket palsu untuk konser Eras Tour yang akan digelar pada Juni dan Agustus 2024 mendatang. Total kerugian para korban ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Melansir dari CNN, Sabtu (20/4/2024), lembaga pemberi pinjaman Lloyds Bank mengatakan terdapat lebih dari 600 nasabah mereka yang melaporkan telah menjadi korban kasus penipuan tiket konser palsu itu.
Dalam laporan yang diterima perbankan, rata-rata para korban kehilangan sampai £ 332 atau Rp 6,74 juta (kurs Rp 20.250/pounds Inggris). Bahkan dalam beberapa kasus ada yang melapor telah tertipu lebih dari £ 1.000 atau Rp 20,25 juta.
“Karena angka-angka ini hanya didasarkan pada data pelanggan Lloyds Bank, diperkirakan jumlah korban penipuan di seluruh Inggris kemungkinan mencapai 3.000 orang sejak penjualan tiket dibuka,” kata Lloyds Bank dalam pernyataannya.
“Diperkirakan lebih dari £ 1 juta (Rp 20,25 miliar) telah hilang ke tangan penipu sejauh ini,” terang mereka lagi.
Meski begitu, Lloyds Bank memperkirakan akan ada lebih banyak lagi penggemar yang menjadi korban penipuan tiket dalam beberapa bulan mendatang. Karena itu lembaga pemberi pinjaman ini ikut mengimbau masyarakat, khususnya nasabah mereka, agar berhati-hati saat ingin membeli tiket konser Eras Tour Taylor Swift.
“Jika Anda diminta membayar melalui transfer bank, terutama dari penjual yang Anda temukan di media sosial, Anda harus curiga bahwa ini adalah sebuah penipuan,” kata Liz Ziegler, direktur pencegahan penipuan di Lloyds.
“Membeli langsung dari platform resmi dan bereputasi baik adalah satu-satunya cara untuk menjamin Anda membayar untuk tiket yang asli. Meski begitu, selalu bayar dengan kartu debit atau kredit untuk perlindungan maksimal,” tambahnya.
Karena banyaknya kasus penipuan tiket konser yang terjadi, HSBC selaku bank terbesar di Eropa juga ikut memberi peringatan kepada para penggemar di situs resmi mereka pada April 2024. Kondisi ini menunjukkan bagaimana maraknya kasus penipuan tiket di kawasan itu.
“Hindari membeli tiket pertunjukan, festival, atau olahraga dari siapapun selain dari vendor resmi, box office, atau situs penjual penggemar yang memiliki reputasi baik,” tulis bank itu.
“Penjahat biasanya menyamar sebagai penjual dan memposting di media sosial atau toko online. Mereka akan memberitahu Anda bahwa mereka akan memposting atau mengirimkan tiket melalui email setelah Anda mentransfer uang ke rekening bank mereka. Namun ketika Anda mencoba menghubungi mereka setelah membayar, mereka malah ‘menghilang dari muka bumi’,” tambah peringatan itu.
(fdl/fdl)