Jakarta

Hidup di desa menuntut setiap orang untuk peka terhadap setiap peluang usaha yang ada di daerah. Memaksimalkan potensi daerah menjadi satu hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh mereka yang tinggal di kawasan ini. Hal inilah yang dilakukan oleh Partini, petani pepaya di Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur.

Partini mempunyai mimpi besar menjadi pengusaha tani yang sukses. Ia mengakui memulai usaha tani merupakan jalan yang sunyi dan sering dikaitkan dengan citra negatif seperti kotor, tradisional, dan tidak menghasilkan banyak keuntungan. Padahal, bisnis pertanian saat ini cukup menjanjikan, hal ini dikarenakan kebutuhan pangan akan selalu meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah.

Terlebih lagi, jika kita mengetahui bagaimana karakteristik dari wilayah yang ditempatinya. Seperti di Desa Pace yang ditinggalinya saat ini contohnya. Partini menuturkan desa tersebut memiliki karakteristik tanah yang subur dan sedikit berpasir.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui hal tersebut, pepaya merupakan tanaman yang cocok untuk ditanam. Hal ini mengingat tumbuhan tersebut dapat tumbuh subur pada dataran rendah sampai medium dengan pengairan yang relatif minim. Satu pohon pepaya bisa menghasilkan puluhan buah. Selain itu, tanaman ini mempunyai waktu panen yang singkat, yakni 10-15 hari dibandingkan dengan tumbuhan lainnya.

Partini mengaku sudah memetik hasil dari usaha berkebun pepaya California. Ia dapat menghasilkan 2-3 ton pepaya dalam satu hektare lahannya. Untuk masa tanam pertama, memang membutuhkan waktu 7-8 bulan hingga bisa berbuah. Setelah itu, buah pepaya bisa dipanen setiap 10-15 hari sekali.

“Artinya bisa panen dua kali dalam satu bulan,” ujar Partini dalam keterangan tertulis, Kamis (18/4/2024).

Sedangkan untuk omsetnya, tergantung jenis pepayanya. Partini mencontohkan dengan jenis pepaya California yang saat ini berada di harga Rp 6.000/kg. Artinya, apabila sekali panen menghasilkan 3 ton, Partini bisa mendapatkan omset hingga 18 juta dan 36 juta untuk 2 kali panen.

Menariknya, dalam satu hektare lahan yang dimilikinya, dia tidak hanya menanam pepaya saja. Partini juga menanam sejumlah tanaman lainnya seperti cabe, pepaya, dan terong.

“Jadi bukan hanya pepaya yang bisa saya hasilkan, tapi di bawahnya itu bisa saya tanami sayur-sayuran. Meskipun sedikit, tanaman tersebut bisa dijual ke warung-warung sekitar untuk tambah-tambah uang dapur,” ungkapnya.

Walaupun begitu, usaha Partini tidak selalu berjalan mulur. Dirinya mengaku sempat kehabisan modal karena tanamannya diserang hama. Sementara di sisi lain, ia tetap harus menjalankan usahanya demi bertahan hidup. Namun beruntung, Partini berhasil mempertahankan usahanya berkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang hadir memberikan pinjaman ultra mikro bernama KECE (Kredit Cepat).

“Waktu itu saya dikasih tahu oleh tetangga ada produk pinjaman KECE. Saya cari tahu ke sana kemari, ternyata produk ini sesuai dengan yang saya butuhkan karena tidak perlu pakai agunan. Yang penting sudah punya usaha dan omset buat bayar angsuran,” kata Partini.

Simak Video “Arus Balik di Poros Maros-Bone
[Gambas:Video 20detik]



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *