Jakarta –
Badan Pangan Nasional mengakui harga bawang putih masih tinggi. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan pemicunya adalah harga dari China, pemasok bawang putih ke Indonesia, juga naik.
Sebagai informasi, lebih dari 90% pasokan bawang putih di Indonesia dipasok dari China.
“Bawang putih kan importasi kita dari luar sekitar 550-600 ribu ton, 630 ribu ton sekitar segitu ya itu murni itu banyaknya dari impor. Pada saat seperti ini kita memang ikut harga China. Jadi begitu ikut harga China ya ini prosesnya proses importasi ya, sama lagi currency. (Saat ini) 1.200 sampai 1.205 per metrik ton,” ujar Arief usai Halal Bihalal di Kantor Badan Pangan Nasional, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2024).
Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional Maino Dwi Hartono mengatakan salah satu penyebab mahalnya bawang putih karena realisasi impor yang belum maksimal, akibatnya pasokan kurang.
“Kalau April, sudah 4 bulan, mestinya yang masuk sudah 30% , tapi kemarin yang masuk baru sekitar 15%,jadi volume impornya belum normal, kondisi ini pasokan di pasar kurang. Itu terlihat di Kramat Jati, tren harganya naik,” kata dia.
Menurut Maino tidak ada masalah pada ketersediaan yang ada di China, dia memperkirakan masalahnya ada pada distribusinya, kemudian ada keterlambatan diterbitkannya perizinan impor (PI).
“Bukan karena produksi, China kan surplusnyabanyak, artinya kan masalahnya menurut saya lebih banyak masalah distribusinya,” jelas dia.
“Menurut saya bisa karena keterlambatan, dan memang juga ada keterlambatan PI nya,” tambah dia.
Tambahan informasi, berdasarkan pantauan detikcom harga bawang putih masih mahal. Harga bawang putih ditemui di dua pasar yakni Pasar Kebayoran Lama dan Pasar Santa Rp 50.000/kg
(ada/hns)