Jakarta

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga menembus di atas Rp 16.000. Pada perdagangan hari ini, mata uang Paman Sam berada pada posisi Rp 16.169 atau menguat 330 poin atau 2,08%.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah akan berdampak ke ongkos produksi, khususnya terhadap bahan baku dan bahan penolong yang masih diimpor.

“Rupiah (melemah) sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi manufaktur di Indonesia. Kalau rupiahnya melemah, dia akan membawa dampak terhadap impor bahan baku yang masih belum tersedia di Indonesia, bahan penolong, dan akan mempengaruhi cost of production,” katanya saat ditemui di Gedung Kemenperin, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2024).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Belum lagi kalau kita bicara non production cost kayak listrik dan sebagainya, itu akan mempengaruhi ketika rupiah lemah. Itu suatu hal yang pemerintah harus lihat bagaimana cara menyesuaikannya,” lanjut Agus.

Menurut Agus, upaya yang diambil pemerintah melakukan ekspor dan impor menggunakan mata uang lokal. Misalnya, saat Indonesia mengimpor bahan baku dari China maka transaksinya menggunakan yuan dan rupiah.

“Salah satu opsi yang bisa kita ambil adalah dengan melakukan kerja sama dengan negara yang memang selama ini menjadi pemasok utama dari bahan baku dan bahan penolong industri, misalnya China. Kita bisa melakukan kerja sama currency di mana ada swap currency yang dimungkinkan antara yuan China dan rupiah,” tuturnya.

Selain itu, pelemahan rupiah juga akan berpengaruh terhadap kenaikan harga. Imbasnya, kata Agus, daya saing produk nasional juga ikut terpengaruh.

“Di sisi lain juga kalau rupiah melemah, kita bisa melihat bahwa harga akan pasti akan jauh lebih mahal sehingga akan mempengaruhi daya saing produk-produk kita. Itu yang jadi perhatian dari pemerintah,” pungkasnya.

(ily/ara)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *