Jakarta

Harga minyak mentah diperkirakan tembus US$ 100 per barel imbas pecahnya perang Iran dan Israel. Di tengah kondisi itu, produksi minyak Indonesia terus merosot.

Dikutip dari laman Kementerian ESDM, produksi minyak Indonesia 567.118 barel per hari (bopd). Hal itu mengacu data 16 Maret 2024. Produksi tersebut masih di bawah target sebesar 635.000 bopd.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengakui, produksi minyak Indonesia belum bisa naik. Namun, penurunan (decline) produksi minyak sudah bisa ditahan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kalau produksi kita tahu saat ini kita bisa menahan declinenya, saya tetap terima kasih kepada KKKS yang bisa menahan decline tidak terlalu tajam, kalau dilihat declinenya agak datar dari sebelumnya, tapi yang belum bisa adalah menaikkan produksi,” kata Tutuka di Kementerian ESDM Jakarta, Selasa (16/4/2024).

Dia mengatakan, untuk menaikkan produksi perlu penemuan cadangan minyak baru. Kemudian, mendorong Enhanced Oil Recovery (EOR).

“Kalau belum, kayaknya akan nahan produksi dengan workover dengan drilling yang ada saat ini dengan well service itu nahan produksi,” katanya.

Kebetulan, kata dia, hasil penemuan eksplorasi selama ini adalah gas. Oleh karena itu, pihaknya juga akan memanfaatkan gas semaksimal mungkin.

“Memang itu kebetulan kita hasil eksplorasi gas, jadi tidak menemukan minyak, jadi itu nasib kita, kita harus memanfaatkan gas semaksimal mungkin,” katanya.

(acd/rrd)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *