Jakarta –
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turut bicara terkait dengan memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah setelah Iran dan Israel saling serang. Adapun kondisi ini telah berimbas pada pelemahan nilai tukar Rupiah ke level Rp 16.000 lebih.
Kondisi tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar ini tidak menutup kemungkinan bisa berimbas terhadap peningkatan biaya konstruksi proyek-proyek yang masih berlanjut. Meski begitu, Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja belum dapat memastikan dampak pasti dari ketegangan geopolitik tersebut.
“Kita belum tahu, mudah-mudahan nggak ada dampaknya ya. Kita belum tahu, karena ini kan masih dikaji, (tanya) ke Kementerian Keuangan, kita kan di hilir,” kata Endra, ditemui usai acara Halalbihalal di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2024).
Endra mengatakan, pihaknya menunggu hasil kajian dari Kementerian Keuangan menyangkut hal ini. Paralel dengan itu, pihaknya juga akan melihat kondisi dalam kurun waktu satu bulan ke depan.
“Kan kita belum dengar analisanya dari Kemenkeu, kan kita lagi hitung ulang berbagai risiko ya, ini kita mitigasi semua ke situ,” ujar dia.
“Kita lihat beberapa bulan (ke depan). Satu bulan lah ya, kita baru bisa lihat,” sambungnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi dunia telah beberapa kali dilanda guncangan hebat, mulai dari pandemi hingga yang terbaru serangan Iran-Israel. Menurut Endra, dari ketidakpastian ekonomi global itu pemerintah Indonesia telah berhasil melewatinya dengan menyiapkan sejumlah skenario.
“Kita sudah beberapa kali ngalamin seperti itu ya, eskalasi kemudian juga skenario paling buruk, kita juga pernah alami. Artinya, kita sudah alamin semua lah, mudah-mudahan ini nggak (ada dampaknya),” ujar Endra.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah buka suara terkait melemahnya Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sudah tembus Rp 16.000-an salah satunya karena memanasnya konflik Iran dengan Israel.
Airlangga mengatakan pelemahan nilai tukar Rupiah lebih baik dibandingkan dengan beberapa mata uang negara lain, di antaranya Malaysia dan China. Banyak negara yang diklaim lebih terdampak.
“Terkait indeks Rupiah, kita lihat kalau kita bandingkan dengan berbagai negara lain, relatif tentunya kita sedikit lebih baik dari Malaysia juga China,” kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, hari ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga turut buka suara soal melemahnya nilai tukar Rupiah ke level Rp 16.000 lebih. Perry menyatakan Bank Indonesia akan melakukan intervensi secara pembelian tunai ataupun non delivery forward.
“BI selalu ada di pasar dan kami akan memastikan nilai tukar akan terjaga. Kita lakukan intervensi baik melalui spot maupun non delivery forward,” ungkap Perry di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, di hari yang sama.
Selanjutnya, pihaknya akan tetap menjaga koordinasi dengan pemerintah sebagai pengelola fiskal. Dia kembali menegaskan Bank Indonesia akan melakukan langkah stabilisasi nilai tukar.
Dolar AS hari ini memang kompak menguat terhadap mata uang lainnya. Seperti pada Dolar Australia yang menguat 2,51%, terhadap Euro menguat 2,11%, terhadap Poundsterling menguat 1,69%, terhadap Yuan menguat 0,2%, terhadap Yen menguat 1,79%, dan terhadap Dolar Singapura menguat 1,31%.
Terhadap Rupiah, dikutip dari RTI, dolar AS naik 60 poin atau 0,37% menjadi Rp 16.143. Dolar AS sendiri dibuka pada level Rp 15.839, harga tertinggi Rp 16.189 dan terendah Rp 15.839.
Dikutip dari Google Finance, hari ini dolar AS bahkan sempat tembus Rp 16.229. Angka itu terjadi ketika pukul 02.26 UTC, kemudian menurun saat ini tercatat berada di level Rp 16.166.
(shc/das)