Jakarta –
Hyundai Motor co dan Kia Corp pada Senin (8/4) menandatangani kerja sama dengan perusahaan asal India, Exide Energy Solutions untuk memproduksi baterai kendaraan listrik (EV) di negara tersebut.
Kedua perusahaan asal Korea Selatan itu mengatakan bahwa kemitraan mereka dengan Exide Energy, yang merupakan anak perusahaan Exide Industries Ltd bertujuan melokalisasi produksi kendaraan listrik di India. Khususnya, untuk baterai berjenis sel lithium-iron-phosphate (LFP).
Hyundai mengungkap pihaknya berencana menaruh investasi US$ 2,40 miliar atau Rp 38 triliun (kurs Rp 15.899) dalam kurun 10 tahun mulai dari 2023. Hal ini termasuk peluncuran enam model kendaraan listrik pada 2028 dan pembangunan stasiun pengisian daya.
Sementara Kia berencana memperkenalkan kendaraan listrik berukuran kecil yang dioptimalkan secara lokal untuk pasar India mulai 2025. Kendati demikian, tidak disebutkan berapa jumlah investasi yang bakal digelontorkan perusahaan tersebut.
Menurut sejumlah analis, India menjadi lokasi pilihan kedua perusahaan karena ketersediaan sumber daya alam untuk rantai pasokan kendaraan listrik termasuk litium, serta biaya tenaga kerja yang terjangkau. Beberapa hal ini menjadi alasan menarik untuk memproduksi kendaraan listrik di negara tersebut.
“Rata-rata biaya tenaga kerja manufaktur di India diperkirakan sekitar seperempat dari biaya tenaga kerja di China, dan tambang litium besar-besaran di negara itu akan membantu para pembuat mobil yang berencana membuat kendaraan listrik di negara tersebut untuk mendapatkan sumber bahan baterai yang diperlukan dengan lebih baik,” kata analis Kiwoom Securities, Shin Yoon-chul dikutip dari Reuters, Senin(8/4/2024).
Karena pengumuman rencana pengembangan pabrik tersebut, saham Hyundai Motor dan Kia Corp masing-masing naik 4,0% dan 4,2%, pada pukul 05.19 waktu setempat.
(ara/ara)