Jakarta –
Beredar rencana proyek kereta hingga ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan. Ide Proyek kereta ini berasal dari perusahaan Brunei Darussalam dan akan menghubungkan 3 negara, dari Brunei, Malaysia, hingga ke Ibu Kota Nusantara di Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa buka suara soal proyek ini. Dia menilai proyek ini belum dibahas.
“Belum, belum. Ah nanti aja itu belum,” ujar Suharso ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2024).
Ketikan ditanya apakah ide ini akan dibicarakan antar pemerintah Indonesia dan Brunei, Suharso kembali mengatakan hal itu belum akan terjadi. Dia menilai rencana ini baru sebatas ide saja.
“Belum, belum. Itu masih sebatas hanya idenya saja,” kata Suharso.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menjelaskan sampai saat ini belum ada komunikasi resmi dari Brunei Darussalam soal rencana tersebut. Baik dari perusahaan pemrakarsanya, maupun dari pemerintah Brunei Darussalam.
Meski begitu, Jokowi mengaku tak asing dengan rencana ini. Menurut Jokowi kereta cepat yang menghubungkan 3 negara ini merupakan rencana lama.
“Belum (ada komunikasi). Tapi itu sudah ada dari rencana lama,” kata Jokowi di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Rabu (3/4/2024) yang lalu.
Sebelumnya, perusahaan infrastruktur yang berbasis di Brunei, Brunergy Utama, mengumumkan rencana pembangunan kereta api berkecepatan tinggi pertama di Pulau Kalimantan. Proyek sepanjang lebih dari 1.600 km ini akan menghubungkan Brunei dengan dua negara tetangganya Indonesia dan Malaysia.
Melansir Nikkei Asia, perusahaan yang mulanya bergerak di sektor minyak dan gas ini meluncurkan proyek tersebut pada akhir pekan lalu. Proyek Kereta Api Trans-Borneo ini akan membentang sepanjang 1.620 kilometer dari sisi barat ke sisi timur Kalimantan, melintasi 3 negara Asia Tenggara.
Menurut pengumuman tersebut, tahap pertama akan menghubungkan Kota Pontianak di Indonesia, Kota Kuching, Kinabalu, Sarawak, dan Sabah di Malaysia, dan lanjut ke distrik Tutong di Brunei.
Selanjutnya tahap kedua akan berjalan ke arah selatan dan menghubungkan Tutong dengan provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur di Indonesia. Dalam hal ini, termasuk kota Samarinda dan Balikpapan. Bahkan, ada rencana untuk menghubungkan proyek itu dengan Ibu Kota Nusantara.
“Dan nantinya akan menjadi ibu kota Indonesia di masa depan, Nusantara (IKN),” ujar perusahaan tersebut.
(hal/hns)