Jakarta –
Harga emas kembali ke rekor tertinggi. Hal ini terjadi usai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyatakan bahwa data terbaru mengenai peningkatan lapangan kerja dan inflasi yang tinggi dari perkiraan, tidak secara signifikan mengubah gambaran keseluruhan kebijakan ekonomi tahun ini.
Dikutip dari Reuters, Kamis (4/4/2024), harga emas pasar spot naik 0,5% menjadi US$ 2.292,31 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi US$ 2.294,99 di awal sesi. Sementara, emas berjangka ditutup naik 1,5% pada level 2.315.
“Emas melonjak ke rekor tertinggi dalam sejarah karena peningkatan volume perdagangan setelah Powell menekankan bahwa ‘benjolan’ yang terjadi tidak mengubah gambaran keseluruhan,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.
Powell mengatakan bahwa jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diperkirakan, ia dan rekan-rekannya di The Fed sebagian besar setuju bahwa kebijakan suku bunga yang lebih rendah akan tepat pada suatu saat di tahun ini.
Investor masih memperkirakan penurunan suku bunga pertama pada pertemuan kebijakan The Fed pada 11-12 Juni. Meski, data ekonomi baru-baru ini yang lebih kuat telah menimbulkan keraguan investor terhadap hasil tersebut.
Emas yang merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi dan aset safe haven selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi telah naik lebih dari 11% sepanjang tahun ini. Hal ini didorong oleh kuatnya pembelian bank sentral dan permintaan aset safe haven.
(acd/rrd)