Jakarta –
Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Amazone kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Bakal ada ratusan pekerja terkena PHK.
Mengutip Reuters, Kamis (4/4/2024), langkah PHK ini dilakukan anak usaha Amazon yaitu Amazon Web Services (AWS). Perusahaan ini menyediakan layanan berbasis cloud computing awan sejak tahun 2002.
Karyawan yang terdampak adalah mereka yang selama ini bekerja di divisi penjualan, pemasaran dan layanan global AWS serta tim teknologi toko fisik.
“Kami telah mengidentifikasi beberapa area sasaran organisasi yang perlu kami sederhanakan,” kata juru bicara AWS melalui surat, duktip dari Reuters.
Situs berita The Information, yang pertama kali melaporkan perkembangan tersebut, mengatakan PHK pada divisi penjualan, pemasaran, dan layanan global AWS yang beranggotakan 60.000 orang itu kemungkinan merupakan bagian dari reorganisasi besar-besaran di bawah kepemimpinan Kepala Penjualan dan Pemasaran AWS Matt Garman.
Setelah AWS mengalami perlambatan pertumbuhan tahun lalu karena ketidakpastian ekonomi, bisnis cloud Amazon telah menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, membantu perusahaan tersebut melampaui ekspektasi pendapatan kuartal pada bulan Februari.
Namun, posisinya sebagai penyedia cloud terbesar di dunia menghadapi tantang dari pesaingnya, Microsoft, yang telah memimpin dalam menghasilkan uang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) generatif melalui investasi pada pembuat ChatGPT, OpenAI.
Sebagai informasi, langkah PHK AWS menjadi bagian dari serangkaian aksi PHK yang dilakukan Amazon dalam beberapa bulan terakhir. Amazon telah memberhentikan ratusan staf dari berbagai divisi, termasuk layanan Prime Video, unit bisnis perawatan kesehatan, dan unit asisten suara Alexa.
Amazon telah memberhentikan lebih dari 27.000 orang pada tahun 2022 dan 2023. Langkah ini usai industri teknologi mempekerjakan terlalu banyak orang selama pandemi.
(shc/hns)