Wirdani Nasution, biasa disapa Wirda, adalah sosok pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang inspiratif. Dari “SRC Rizky”, toko kelontong miliknya di Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Wirda berusaha untuk menebar manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Ini karena ia ingin maju bersama-sama. Wirda pun dipercaya menjadi sosok panutan bagi pemilik-pemilik toko kelontong lain di Tangerang.
Toko SRC Rizky tidak terletak di pinggir jalan utama. Namun itu sama sekali tidak menghalangi Wirda untuk mengembangkan usahanya. Ia membuktikan, dengan kejelian melihat peluang, toko kelontong di mana pun bisa bersinar.
“Banyak yang bertanya, ‘Bagaimana sih, warung ini bisa maju? Padahal, warung itu kan seharusnya di pinggir jalan’. Saya tepis itu. Kalau kita bisa memanfaatkan peluang yang ada, pasti warung kita ramai,” kata Wirda.
Salah satu peluang yang Wirda manfaatkan adalah bergabung dengan Sampoerna Retail Community (SRC) sejak tahun 2018. SRC sendiri merupakan jaringan toko kelontong masa kini yang tergabung dalam program pemberdayaan PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna), yang bertujuan meningkatkan daya saing para pemilik toko kelontong melalui pendampingan usaha berkelanjutan. Wirda merupakan salah satu dari 250.000 anggota SRC yang tersebar di seluruh Indonesia.
Wirda mengungkapkan, sejak bergabung dengan SRC, banyak ilmu yang ia dapatkan untuk pengembangan toko kelontongnya. Berbagai pembenahan dilakukan, di antaranya melakukan pengecatan toko, merapikan tata letak barang dagangan, menjaga kebersihan toko, dan memastikan penerangan toko memadai sehingga pelanggan nyaman berbelanja.
“Saya diajari banyak hal, seperti cara menata dan mengelompokkan barang, termasuk agar tidak ada rentengan lagi. Jadi ilmu-ilmu dan pemberdayaan dari SRC sangat bermanfaat sehingga warung saya dan suami bertambah maju. Saya senang sekali bergabung dengan SRC,” lanjutnya.
Dampaknya, pemasukan SRC Rizky mengalami peningkatan, dari sekitar Rp 7-8 juta per bulan menjadi Rp 12-15 juta setiap bulannya. Manfaatnya pun dirasakan oleh keluarga Wirda.
Mereka sekarang tinggal di rumah sendiri yang menyatu dengan tokonya. Letaknya tidak jauh dari rumah kontrak petakan tempat Wirda memulai usaha toko kelontongnya pada tahun 2004. Wirda kini juga memiliki toko kedua yang ia buatkan untuk anaknya.
Lanjut halaman berikutnya.