Jakarta –
Progres proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan telah mencapai 89,51%. Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ditargetkan selesai pada tahun 2025.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menyatakan, proyek ini merupakan salah satu investasi terbesar dan dengan kompleksitas tinggi. Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen menyebut proyek RDMP Balikpapan melibatkan total 5.203 peralatan.
Menurutnya berat keseluruhan peralatan tersebut mencapai 110 ribu ton atau setara 4,5 kali berat patung Liberty. Sebagai perbandingan patung yang terletak di New York, Amerika Serikat ini memiliki berat 24.600 ton.
“Proyek RDMP ini kalau ditotal alatnya 4,5 kali berat patung Liberty,” kata Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen, saat ditemui detikcom di Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/4/2024).
Ia menyebut salah satu unit terberat pada proyek RDMP Balikpapan adalah Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC). Equipment seberat 1.099 ton ini merupakan unit yang dapat meningkatkan profitabilitas kilang melalui pengolahan residu menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.
Berat RFCC sendiri setara dengan 12 unit pesawat Boeing 737-800. Satu unit pesawat Boeing 737-800 setara dengan 79 ton.
“Yang paling berat itu (RFCC), beratnya sampai belasan pesawat Boeing,” sebutnya.
Kemudian ada electrical cable dengan panjang mencapai 5.040 kilometer. Jika dibentangkan, panjang kabel tersebut setara dengan Jakarta-Soul, Korea Selatan. Estimasi jarak antara Jakarta-Soul adalah 5.000 kilometer.
“Kemudian ada kabel yang sepanjang Jakarta-Soul. Kalau dibentangkan kabelnya itu setara Jakarta-Soul,” imbuhnya.
Sementara itu unit tertinggi di Kilang Balikpapan adalah propylene splitter, yaitu mencapai 110 meter. Dengan begitu maka propylene splitter pada proyek RDMP Balikpapan punya tinggi setara dengan bangunan 30 lantai.
Volume beton pada proyek ini mencapai 307.670 meter kubik, atau setara dua kali volume beton Petronas Tower di Malaysia. Volume beton Petronas Tower tercatata sebesar 150.000 meter kubik.
Lalu berat steel structure adalah 74.723 ton, atau setara 7 kali berat steel Menara Eiffel yang 10.100 ton. Untuk panjang welding pipa sendiri adalah 4.986.421 dia-inch, atau 11 kali panjang welding proyek PKT Bontang yang sepanjang 450.000 dia-inch.
Sebagai informasi, proyek RDMP Balikpapan bakal meningkatkan kapasitas kilang menjadi 360.000 barel per hari dari sebelumnya 260.000 barel per hari. Peningkatan kapasitas ini akan selesai pada Mei 2024.
Dengan begitu Refinery Unit V Balikpapan bakal menjadi kilang terbesar di Indonesia, menggeser Refinery Unit IV Cilacap yang kapasitas produksinya 348.000 barrel per hari. Menurut Hermansyah, Kilang Balikpapan juga bakal menjadi salah satu kilang terbesar di Asia Tenggara.
Saat ini kilang milik Exxon di Singapura masih jadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas mencapai 592.000 per hari. Lalu, CNA melaporkan kilang Shell di Pulau Bukom, Singapura bisa menyentuh kapasitas puncaknya hingga 500.000 barel per hari.
Kemudian Kilang Balikpapan bakal menempati posisi ketiga terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas barunya yang sebesar 360.000 barel per hari. Setelah itu ada Kilang Cilacap dengan kapasitas 348.000 barel per hari, dan Singapore Refining Corporation Jurong Island Refinery dengan kapasitas 290.000 barel per hari.
(ily/das)