Jakarta –
Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) menyatakan proses migrasi sistem elektronik TikTok Shop ke Tokopedia hampir rampung sesuai dengan deadline April mendatang. TikTok tak kini lagi menyediakan fitur transaksi di aplikasinya, tetapi bermigrasi ke Tokopedia.
“Lagi proses (migrasi TikTok Shop ke Tokopedia), sabar saja,” kata Mendag Zulkifli Hasan (Zulhas), dalam keterangan tertulis, Jumat (29/3/2024).
Di sisi lain, Zulhas menegaskan perkembangan teknologi digital, termasuk e-commerce harus bermanfaat dan memberi keuntungan bagi semua pihak, serta tidak merugikan UMKM.
“Tanpa teknologi, kita akan tertinggal. Namun, jangan sampai teknologi itu menjadikan industri dan UMKM kita malah terpuruk,” kata Zulhas.
“Kita tentu ingin win-win, kita berkembang dan teman-teman yang mengembangkan teknologi juga mendapat manfaat yang besar,” sambungnya.
Di tengah proses penyelesaian migrasi sistem elektronik, salah satu persoalan yang kerap menjadi perhatian saat ini adalah bagaimana komitmen TikTok-Tokopedia memberantas potensi terjadinya praktik penjualan produk dengan harga super murah (predatory pricing) di e-commerce.
Sebab itu, terkait dengan predatory pricing, Mendag pun sudah menyatakan sebelumnya Permendag 31 yang dirilis sejak 26 September 2023 memang bertujuan melindungi hak konstitusional UMKM, meningkatkan perlindungan konsumen dalam negeri, menciptakan ekosistem e-commerce yang adil, sehat, mendukung pemberdayaan UMKM, dan pelaku e-commerce dalam negeri.
Selain itu, aturan pokok Permendag ini di antaranya menetapkan harga minimum US$ 100 per unit untuk barang jadi asal luar negeri yang langsung dijual oleh merchant ke Indonesia melalui e-commerce.
Permendag ini juga mengatur ketentuan terkait Positive List, atau daftar barang asal luar negeri yang boleh ‘langsung’ masuk ke Indonesia melalui platform e-commerce yang memfasilitasi perdagangan lintas negara (cross border).
Persoalan predatory pricing ini pun sudah menjadi perhatian TikTok-Tokopedia sejak lama. Kepala Komunikasi TikTok Indonesia Anggini Setiawan berkali-kali menegaskan bahwa perusahaan akan terus berkomitmen menghadirkan platform yang merangkul dan adil bagi semua pedagang.
“Kami telah mempersiapkan proses deteksi proaktif, serta memonitor lebih dari 1.600 kategori secara ketat, termasuk busana, kosmetik, kebutuhan sehari-hari dan lebih banyak lagi,” kata Anggini.
Perusahaan, tegas Anggini, juga akan mengambil langkah tegas untuk mencegah penawaran harga yang tidak wajar untuk kategori produk tersebut.
“Hal ini dapat meliputi menghapus produk dengan harga tidak wajar tersebut,” tegas Anggini.
Secara definisi, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengungkapkan dua poin utama dalam predatory pricing sebagaimana disebut dalam Pasal 20 UU Nomor 5 tahun 1999 yakni praktek melakukan jual rugi, atau menetapkan harga yang sangat rendah dengan maksud untuk menyingkirkan atau mematikan usaha pesaingnya di pasar bersangkutan.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif e-commerce TikTok Indonesia Stephanie Susilo menambahkan dalam 2 tahun terakhir, TikTok mampu menghadirkan pengalaman berbelanja yang menghasilkan ekosistem bisnis yang terus bertumbuh.
TikTok mampu mengakomodasi hampir 6 juta bisnis lokal, dan hampir 7 juta kreator affiliate telah menggunakan platform TikTok untuk meningkatkan penghidupan mereka.
“Kami memiliki hampir 90.000 penjual dan kreator affiliate yang secara aktif terlibat dalam program pelatihan TikTok, seminar, dan program pembelajaran lainnya untuk membantu mereka mengembangkan bisnis,” kata Stephanie.
Perhatian publik terhadap TikTok-Tokopedia meningkat setelah kedua perusahaan berkolaborasi sejak 12 Desember 2023. Pada akhir Januari lalu, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akhirnya mengumumkan bahwa TikTok merampungkan investasi lebih dari US$ 1,5 miliar ke Tokopedia. Dengan demikian, bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia resmi bergabung di bawah kendali PT Tokopedia, dengan pemegang saham GOTO dan pengendalinya TikTok.
CEO GOTO Patrick Walujo mengatakan kolaborasi ini akan melahirkan juara e-commerce Indonesia, dengan mengkombinasikan kekuatan lokal Tokopedia dengan jangkauan pasar yang masif dan kecanggihan teknologi TikTok.
“Kami berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM lokal dan mempromosikan produk-produk buatan Indonesia. Bisnis GoTo kini memiliki pondasi yang lebih kuat dan kami berharap kemitraan dengan Tiktok akan membawa banyak manfaat tidak hanya bagi bisnis e-commerce, namun juga bagi layanan on-demand dan bisnis fintech kami,” pungkasnya.
(akd/ega)